TEROBOSAN BARU BURSA SAHAM AMERIKA

FACEBOOK dan twitter, merupakan media sosial (social media) atau jejring sosial (social networking) yang masih paling digemari di seluruh dunia. Hingga akhir 2012, jumlah pengguna facebook telah mencapai 1 miliar, sedangkan twitter sekitar 500 juta pengguna. Tak mengherankan, jejaring sosial kini juga makin banyak dilirik korporasi, selain untuk mendekatkan diri kepada kustomernya, sekaligus juga bagi kepentingan bisnis dalam hal menyebarkan informasi penting lainnya.

AWAL April lalu menjadi hari bersejarah bagi masyarakat bisnis Amerika Serikat (AS) karena menandai evolusi akan seberapa jauh korporasi bisa memanfaatkan media sosial. Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat, komisi yang bertugas untuk mengawasi pasar modal dan melindungi investor, yang mengumumkan bahwa kini perusahaan publik bisa memposting informasi bisnis mereka ke jejaring sosial seperti facebook dan twitter atau media sosial lainnya. Tentu ada syaratnya, yakni selama investor diberi tahu kemana saja posting tersebut diberikan.

Laporan SEC tersebut berawal dari kajian atas posting yang dibuat Reed Hastings, CEO Netflix. Sang pimpinan perusahaan, dalam akun fesbuk pribadinyanya dengan jumlah subscriber sebanyak 200 ribu orang, menulis bahwa online viewing Netflix telah mencapai 1 miliar jam. "Kami menggunakan blog dan media sosial, termasuk Facebook, untuk berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat dan anggota kami," tulis Hastings di akun facebooknya. Persoalan muncul karena informasi ini tidak diberikan melalui kanal standar yang bisa diakses para investor saja. Untung saja, posting Hastings direspon positif: saham Netflix melonjak 6,2% di hari yang sama. Tapi, ketika hal itu terjadi, muncul pertanyaan mengenai hukum-hukum sekuritas dan kelayakan informasi.

Pertanyaan tersebut terjawab berkat keputusan SEC, yang menyatakan bahwa selama Hastings memberi tahu para investor Netflix bahwa informasi perusahaan akan turut diberikan dalam akun facebook-nya, maka tindakan atau postingan yang sama tidak menimbulkan masalah. Lalu, apa arti ini bagi korporasi (di Amerika Serikat, tentunya)? Yang pasti adalah transparansi yang lebih jelas.

Di era media sosial seperti sekarang ini, bisnis jauh lebih terkoneksi dari sebelumnya. Baik customer maupun user terhubungkan dengan institusi bisnis tersebut dengan kedekatan yang nyaris tanpa jarak. Sementara korporasi terus melanjutkan memakai media sosial untuk pemasaran dan penjualan produk maupun jasa, keputusan SEC yang dijatuhkan pada 2 April lalu merupakan contoh utama dari bagaimana media sosial menjadi satu piranti untuk komunikasi internal sekaligus dengan investor.

Press release atau berkas-berkas SEC bisa jadi mengingatkan investor, namun media sosial menawarkan informasi sama dengan kecepatan dan kedekatan lebih tinggi. Kini, begitu korporasi ingin memposting informasi bisnis ke sosial media, yang dilakukan hanyalah dengan sekali klik. Penerima informasi bisa berada di mana saja, entah di kantor atau pun sedang dalam perjalanan wisata ke Eropa Timur. Informasi itupun bisa diakses cukup dengan memakai smartphone!

Farid Solana | Rabu, 8 Mei 2013 | 18:23 WIB

http://www.infobisnisinternasional.com/ berita/ finansial/08/ may/2013/ terobosan-baru-bursa-saham-amerika



Back to article list